Minggu, 29 Mei 2011

Cara Menambah Berat Badan Secara Ideal Dan Aman

Cara Menambah Berat Badan Secara Ideal Dan Aman


Banyak dari kita yang mengalami problem dalam menaikkan berat badan ideal. Berat badan ideal bisa ditambah dengan meningkatkan massa otot, bukan lemak tubuh.

Banyak yang sering salah arti dengan menaikkan berat badan berarti menaikkan jumlah lemak. Selain cara itu adalah cara yang salah, cara itu juga sangat tidak sehat karena lemak bertambah artinya kita mengkonsumsi energi lebih banyak dari yang kita butuhkan untuk aktivitas kita.

Biasanya setelah mencoba selama berbulan-bulan, makan sebanyak mungkin, latihan fitness yang ‘katanya’ sudah berat tetapi masih belum membuahkan hasil sama sekali, kita sudah mulai putusasa dan mengatakan kalau tubuh kurus kita adalah genetik atau sudah nasib. Kalau dalam 2-3 minggu belum ada hasil, PASTI ada yang salah.

Coba cek tips di bawah ini buat yang selama 2-3 minggu ototnya blm naik-naik:

1. Sudahkan kita makan 5-6x sehari, porsi sedang, dan mengurangi junk food? Memakan junk food bukan saja menambah lemak tidak sehat tetapi juga bisa memperlambat metabolisme tubuh menjadikan tubuh tidak bisa bekerja secara sehat.

2. Makan karbohidrat dan protein LANGSUNG setelah selesai latihan. Hal ini diperlukan untuk mengantikan glycogen atau gula dalam otot yang habis sewaktu kitalatihan. Dan proteinnya dibutuhkan oleh otot yang barusaja kita ‘rusak’ dengan latihan berat.

3. Makan real food(bukan suplemen) MAKS 1 jam setelah latihan

4. Minum multivitamin (ini keharusan buat yang mau nambah berat badan, karena vitamin B terutama, sangat membantu untuk mencerna nutrisi yang kita makan. Akan percuma makan banyak makanan tapi tubuh kita tidak bisa mencernanya dengan baik).

5. Latihan beban TIDAK MELEBIHI 1 jam. Dan kurangi cardio Anda. Latihan lebih dari 1 jam akan memboroskan kalori Anda. Anda tetap membutuhkan kalori untuk membangun otot-otot Anda.

6. Tidak melatih otot yang sama lebih dari 2x dalam seminggu

7. Sudah mengikuti 9-12 set per otot per sesi. Jangan melatih otot chest dengan seluruh alat di
gym dengan asumsi semakin lengkap semakin baik. Gunakan hanya3-4 alat masing-masing sekitar 3-4 set dan gunakan basic compound movement saja. No Isolation Movement.

8. 6-8 reps adalah suatu keharusan, tidak boleh sampai 12 reps. 6-8 reps tuh sudah failure.

9. Gunakan negatif reps. Setelah failure, dibantu oleh teman/spotter untuk angkat, dan kita tahan untuk turunnya. Variasikan negatif reps ini selama 2-3 minggu sekali.

10. Sudah menggunakan High Intensity Training untuk latihan beban. Yang artinya, istirahat pendek antar set, sekitar 1.5 – 2 menit. Dan angkat beban seberat mungkin. Contoh: buat yang tinggi sekitar 160-165, jgn bilang bench press 10kg kiri kanan sudah berat. Seperti itu tidak akan bisa menaikkan masa otot Anda. Kejar target minimal 25-30kg kiri kanan. Kalau blm mampu, naikkan perlahan2 tiap minggu sampai Anda mampu, kalau perlu, minta bantuan teman.

itulah sedikit cara yang bisa saya berikan, untuk hasil yang di peroleh bisa berbeda tiap orangnya, dan tidak ada salahnya bila di mulai dari sekarang

Minggu, 22 Mei 2011

Kriteria Balita Yang Sakit Harus Ke Dokter

Kriteria Balita Yang Sakit Harus Ke Dokter


Bayi di bawah lima tahun rentan terkena berbagai macam penyakit, sebagian besar anak belum bisa mengungkapkan keluhan apa yang dirasakannya. Untuk itu orangtua harus cermat memperhatikan gejala apa yang biasa dialami oleh anak balita.
Demam memang bukan selalu tanda adanya penyakit. Demam merupakan tanda bahwa sistem daya tahan tubuh sedang bertempur melawan bibit penyakit yang sedang menyerang tubuh. Namun, untuk beberapa kasus, balita yang demam harus dilarikan ke rumah sakit.
1. Bila bayi berusia di bawah 6 bulan mengalami peningkatan suhu tubuh, maka dia harus langsung dibawa ke dokter anak. Untuk anak yang sudah berumur dua tahun, Anda harus langsung membawanya ke dokter bila dia mengalami masalah atau keluhan, misalnya dia tidak dapat menundukkan kepalanya ke arah dada –salah satu tanda anak yang terserang radang selaput otak.
2. Bila anak demam, lalu dia menjadi banyak menangisatau sering menggerak-gerakkan kakinya dan urinnya lebih kental dari biasanya, bisa jadi dia menderita infeksi saluran kemih. Periksakanlah segera urinnya kelaboratorium.
3. Bila di hari ketiga anak masih demam dan belum tahu apa penyebabnya, maka dia harus diperiksa oleh dokter. Selain flu, penyebab demam biasanya adalah infeksi pada telinga bagian tengah, paru-paru atau saluran kemihnya. Untuk anak-anak di daerah tropis, penyebab demam lain yang harus diwaspadai adalah demam berdarah.
Setidaknya ada 10 gejala penyakit yang biasa atau umum dialami oleh balita.
[SIZE="4"][COLOR="Red"]1. Batuk-batuk
Penyebab yang paling umum dari kondisi ini kemungkinan selesma, atau dikenal juga sebagai infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Selain itu ada juga penyebab lainnya seperti lendir dari hidung yang mengalir ke tenggorokan, asma, bronkiolitis, batuk rejan atau pneumonia.
2. Diare
Balita yang mengalami diare umumnya memiliki kotoran yang encer dan berair. Diare ini bisa disebabkan oleh gastroenteritis, alergi atau tidak bisa menoleransi suatu makanan. Pada bayi di bawah usia 3 tahun (batita) terkadang diare disebabkan oleh sistem pencernaan yang belum sempurna.
3. Sulit bernapas
Gangguan ini umumnya terjadi pada bayi karena saluran udara yang dimilikinya masih kecil. Namun adajuga beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bayi sulit bernapas, sepert asma, bronkiolitis atau pneumonia.
4. Sakit telinga
Kondisi ini biasanya disebabkan oleh adanya infeksi pada telinga bagian tengah dan luar. Pada umumnya balita yang mengalami sakit telinga akan sering kali menarik-narik telinganya.
5. Menangis berlebihan
Penyebab medis yang bisa menyebabkan bayi menangis berlebihan adalah kondisi yang mengakibatkan sakit perut, nyeri pada tulang atau adanya infeksi tulang. Secara umum bayi yang sakit cenderung akan diam dan tidak rewel.
6. Demam
Pada umumnya demam merupakan pertanda terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Usaha pertama yang dilakukan jika bayi demam tinggi adalah memberinya obat penurun demam, karena demam yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kejang.
7. Kejang (konvulsi)
Balita yang kejang adalah suatu kondisi menakutkan bagi orangtua. Namun, jika kejang terjadi akibat demam tinggi biasanya jarang berbahaya. Penyebab lain dari balita yang kejang adalah epilepsi dan kejang hari kelima, yaitu kejang tanpa ada alasan yang khususpada bayi yang baru lahir dalam keadaan sehat.
8. Ruam
Ruam yang timbul pada balita disebabkan oleh banyak hal, sepert penyakit infeksi, alergi, eksim dan juga infeksi kulit.
9. Sakit perut
Terdapat berbagai hal yang bisa memicu sakit perut pada balita, salah satu penyebab yang paling umum adalah sembelit (konstipasi) atau susah buang air besar. Sakit perut yang dialami juga bisa disebabkan oleh gastroenteritis dan juga rasa cemas berlebihan yang dialami si kecil. Jika sakit perutnya tergolong parah, maka segera konsultasikan ke dokter.[/COLOR][/SIZE][/CENTER] [/QUOTE]
[B]Tambahan Dari Kaskuser[/B]
nekotsuki:"Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawat darurat, ia harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama, demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan.
PANIK! Perasaan ini pasti pernah dialami oleh kebanyakan ibu bila anaknya sakit. Apalagi kalau anak baru satu, rasa gelisah dan was-was saat buah hati tergolek lemas, sering kali menyiksa. Wajar memang, tapi sedini mungkin belajar mengatasi panik saat anak sakit sebetulnya akan sangat menguntungkan bagi anak dan orang tua. Bahkan, berdamai dengan panik bisa menghemat pengeluaran lho! Kok bisa?
Ya, karena panik ketika anak sakit, sering kali malah menyebabkan ibu bingung. Padahal penyakit langganan yang kerap diderita anak seperti demam, batuk, pilek, dan mencret, tidak selamanya memerlukan obat. Mekanisme pertahanan tubuh manusia kerap ampuh melawan penyakit-penyakit ringan tanpa butuh ke dokter atau minum obat. Yang sering terjadi, ibu akan buru-buru membawa anaknya, yang demamnya baru sehari misalnya, ke dokter. Akibatnya, kunjungan ke dokter malah lebih sering. Pengeluaran semakin membengkak, tubuh anak pun kerap terpapar obat yang mungkin sebenarnya tidak perlu. Nah, panik memang merugikan bukan?
Saat yang tepat ke dokter
Jadi bagaimana agar ibu tidak panik ketika anak sakit? Knowledge is power, begitu kata Sir Francis Bacon. Dalam hal ini, ibu perlu membekali dirinya dengan mengenali tanda-tanda kapan anak harus dibawa ke dokter dan kondisi gawat darurat pada anak. Pengetahuan tersebut akan membuat ibu tenang dan lebih mudah memutuskan tindakan yang akan diambil. Kapan dokter dihubungi?
Demam
Biasanya, anak baru demam ringan saja ibu sudah buru-buru memberinya obat penurun panas, atau membawanya ke dokter. Padahal, kebanyakan demamtidak berbahaya dan belum tentu memerlukan obat penurun panas. Namun ada beberapa kondisi demam yang perlu diwaspadai. Dalam situs familydoctor.orgibu dianjurkan menghubungi dokter bila:
- Bayi berusia kurang dari 3 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih dari 38 derajat Celcius.
- Bayi berusia 3 hingga 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh lebih besar dari 38,5 derajat Celcius.
- Bayi serta anak berusia di atas 6 bulan mengalami demam dengan suhu tubuh di atas 40 derajat Celcius. Jika demam terus berlanjut lebih dari 72 jam, ibu juga perlu menghubungi dokter.
Muntah dan diare
Begitu pula dengan diare. Anak yang diare perlu segera dibawa ke dokter bila ia mengalami tanda-tanda dehidrasi seperti yang telah disebutkan di atas. Dokter juga perlu segera dihubungi bila diare yang terjadi disertai demam tinggi, terdapat darah dalam tinja, atau bila anak mengalami diare kronis (lebih dari 2 minggu).
Batuk dan pilek
Kondisi dikatakan memburuk bila anak mengalami batuk hebat disertai sesak napas (bernapas dengan sekuat tenaga), tampak kebiruan di sekitar bibir, mulut,dan wajah, batuk hebat disertai muntah-muntah, sangat rewel, susah dibangunkan (letargi), mengalami dehidrasi, dan dahak mengeluarkan darah.
Kondisi gawat darurat
Jangan lupa, kapan pun anak mengalami kondisi gawatdarurat, ia harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit. Tanda-tanda gawat darurat pada anak di antaranya rewel atau menangis terus menerus tidak dapat ditenangkan, kesadaran menurun, tidur terus menerus, lemas dan sulit dibangunkan, kejang atau kaku kuduk leher, sakit kepala hebat yang menetap, gangguan napas yang menyebabkan bibir dan wajah membiru, muntah dan diare terus-menerus, muntah menyemprot, dehidrasi, kejang berulang atau lama, demam tinggi pada bayi kurang dari 6 bulan.
Nah, bila Ibu sudah mengenali tanda-tanda kapan anakperlu dibawa ke dokter dan kondisi gawat darurat pada anak, Ibu tak perlu panik lagi bila anak sakit. AgarIbu semakin tenang, sambil memantau kondisi anak, Ibu bisa mencari informasi tentang gejala penyakit yang diderita anak dari buku, internet, atau sumber-sumber yang dapat dipercaya. Dengan demikian, pemahaman Ibu semakin bertambah, Ibu bisa bertindak tenang, tepat dan cepat. Uang pun tak terbuang untuk hal-hal yang tak diperlukan.